Langsung ke konten utama

Postingan

Happy Birthday, Bestie💞

 Palembang, 31 Desember 2020 11 menit menuju 2021. Dear Oyen, No, I mean. Lorentiar Isyana Nibras Siagian Andriana. Today is yours.  Selamat bertambah umur. You're the best person i've ever met.  Hari-hari pertama kenal, Oyen selalu duluan menyapa. Karena keterbatasan diriku yang sulit hapal wajah-wajah orang baru. Ditambah, mata minus. Maafkan diriku yaa aowjwowkwokwwokwok. Jarak tempat duduk antara dirimu dan diriku memang berseberangan, tapi masih deket, kok :') Tiga tahun rupanya tak cukup bagi kita untuk memahami karakter satu sama lain, masih banyak kekurangan-kekurangan yang kita miliki. Tapi, dengan adanya kekurangan tersebut, kita dapat saling menutupi. Oyen memang sedikit cuek dibandingkan dengan Eek Manis lainnya. Tapi, Oyen punya pemikiran yang dewasa. Oyen jarang berkata-kata, tapi sekalinya bertutur kata serius walau akhirnya ngejokes juga. Aku yang kesukitan menyampaikan pendapat selalu dibela olehnya, aku yang berpikiran labil kerap kali diberi solusi olehny
Postingan terbaru

Stop Berkata Kampang!

Baelaah, jadi bahasan dari tulisanku kali ini agak sedikit “kotor”, tapi yaa mungkin sedikit bermanfaat bagi kelangsungan hidup di masa depan aziq ziziq. Tadi sore, sekitar pukul 17.30 WIB, aku pengin nyemil eskrim. Maka pergilah daku ke Indoapril. Kebetulan Indoapril yang kusinggahi tersebut, terdapat semacam kursi untuk nongkrong-nongkrong. Disitu, ada kumpulan anak-anak cowok yang usianya kira-kira seusia anak SMP lah. Keliatannya lagi mabar game Onlen, entah apalah namanya. Salah satu dari mereka, entah kalah atau atau koneksi internetnya terputus tiba-tiba mengucapkan suatu kata yang membuat risih telingaku yang suci tak berdosa ini. “Kampang.” Memang kata itu bukan ditujukan untuk teman-temannya yang lain. Karena dilihat dari posisinya saat itu, dia mengucap kata itu sambil bersandar pada punggung kursi dengan kepala mendongak ke atas.  Mungkin kesal karena sesuatu kesalahan yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Nah, permasalahannya adalah. Kenapa, kok, s

Ketika Orangtuamu Pilih Kasih

Pernah gak sih, kalian merasa kalo orang tua kalian pilih kasih sama saudara-saudara kalian yang lain? Terutama cewek-cewek yang punya saudari cewek juga. Kalian ngerasa orang tua kalian beda perlakuannya dalam urusan rumah tangga. Sebagai contoh, kamu sering disuruh beres-beres oleh ibumu sementara saudarimu cuma santai-santai di dalam kamar sambil main handphone. Saat itu kamu merasa marah kadang juga tak terima mengapa selalu kamu yang disuruh, mengapa ibu tidak pernah memerintahkan hal yang sama pada saudarimu? Aku dan kakakku sering. Kakakku (untuk seterusnya kusebut uni) sering protes pada mamaku, mengapa ia selalu diperintah untuk mencuci baju, memasak, cuci piring, menjemur, beres-beres rumah dan pekerjaan rumah lainnya sedangkan aku tidak diperintah apa-apa. Tak jarang kami pun bertengkar hebat hanya karena hal sepele seperti itu. Tapi bukan berarti aku tidak diberikan tugas seperti yang diberikan mama pada uni. Kadang-kadang aku pun melakukan hal yang sama s

Being an Introvert

Aku selalu kesulitan dalam mengungkapkan apa yang sedang kurasakan. Aku tidak tau cara mengungkapkannya dengan cara apa. Ada yang bisa kasih tau? Maka tak jarang, satu-satunya cara untuk mengungkapkan sesuatu adalah dengan menulis. Aku jarang bicara, bahkan tidak pernah membuka suatu pembicaraan. Maka dari itu, seringkali aku tidak dihargai oleh orang lain yang kemudian membentuk pribadiku sebagai seorang yang perasa, gampang tersinggung. Kadang sering dianggap pemalu, bahkan tak banyak juga yang langsung beranggapan bahwa aku seorang yang sombong. Apalagi jika sedang lepas kacamata, kabur, buram. Ketahuilah kalian, minus mata sebelah kananku 4 dan kiri 3,75 dilengkapi dengan silinder 1. Melalui tulisan ini, tolong berhenti menudingku dengan kata-kata “Annisa itu sombong”. Berkaitan dengan statement “pemalu”, aku kurang sepaham.  Menurutku, pemalu lebih cenderung takut terhadap orang lain. Sedangkan aku tidak pernah merasa demikian, aku hanya lebih memilih to the point, tidak

Teruntuk Bapak Presiden Ketiga Kami

Rabu, 11 September 2019. Sosok yang sangat dikagumi oleh jutaan masyarakat Indonesia mulai dari yang muda hingga tua menghembuskan nafas terakhirnya. Dialah Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie. Presiden ketiga Republik Indonesia. Sungguh, betapa hati terasa begitu teriris oleh pemberitaan mengenai wafatnya dirimu, Pak. Sosokmu begitu saya kagumi sejak saya kecil. Betapa ingin diri ini menjadi seperti dirimu yang tidak hanya cerdas tapi juga seorang negarawan arif yang peduli akan pembangunan serta kemajuan pedidikan dan teknologi bagi Indonesia. Memang saya tidak pernah mendapat kesempatan bertemu langsung denganmu. Namun, seperti yang engkau pernah katakan untuk Ibu Ainun bahwa tak pernah engkau merasakan kehilangan ditinggal oleh beliau, karena beliau selalu ada dalam hatimu. Pun demikian pula dengan dirimu, selalu ada dalam hati saya, Pak. Hati kami semua, masyarakat Indonesia yang teramat mencintaimu. Engkau menjadi role model  bagi sebagian pelajar, tak terkecual